• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Kamis, 31 Januari 2013

MELURUSKAN PENYIMPANGAN AQIDAH (Terkait Teori Rotasi dan Revolusi Bumi)

MELURUSKAN PENYIMPANGAN AQIDAH (Terkait Teori Rotasi dan Revolusi Bumi)

MELURUSKAN PENYIMPANGAN AQIDAH

(Terkait Teori Rotasi dan Revolusi Bumi)
Ditulis: Shubhan bin Abi Tholhah Al-Jawiy –Saddadahulloh-
Ahad, 12 Dzulhijjah 1433H
Darul Hadits As-Salafiyyah Dammaj-harosahalloh-
بسم الله الرحمن الرحيم
MUQODIMAH
الحمد لله الذي جعل الأرض قرارا والشمس سائرا يكور اليل على النهار ويكور النهار على الليل إن في ذلك لعبرة لمن كان في قلبه نورا
والصلاة والسلام علي رسول الله ارسله الله بشيرا ونذيرا

أما بعد
Permasalahan aqidah merupakan permasalahan yang sangat penting bagi seorang muslim. Aqidah yang shohih ibarat sebuah pondasi dan termasuk syarat yang menentukan diterima atau tidaknya amalan seseorang.Tidaklah Alloh-ta’ala-menolak amalan orang-orang musyrik melainkan karena amalan mereka tidak dibangun diatas aqidah yang benar.
Alloh-ta’ala- berfirman:
وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِالله وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
“Tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkah mereka, melainkan karena mereka kafir kepada Alloh dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan sholat, melainkan dalam keadaan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dalam keadaan terpaksa”. (QS. At-Taubah:54)
Oleh karena itu, para nabi dan rosul memulai dakwah mereka dengan permasalahan tauhid.
Alloh-ta’ala- berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
“Sesungguhnya Kami telah mengutus pada tiap-tiap umat seorang rosul,supaya mereka beribadah kepada Alloh dan menjauhi thoghut (sesembahan selain Alloh)”. (QS. An-Nahl: 36)
Tatkala Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- mengutus Muadz –rodhiyallohu’anhu- ke Yaman, beliau mengatakan:
إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi ahli kitab, maka jadikanlah awal kali yang kamu seru mereka kepadanya agar mereka beribadah kepada Alloh -‘azza wa jalla. (HR. Bukhori dan Muslim).
Disebutkan dalam hadits Robi’ah bin ‘Abbad -rodhiyallohu’anhu-, beliau mengatakan:
رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم بصر عيني بسوق ذي المجاز يقول: يا أيها الناس قولوا لا إله إلا الله تفلحوا. ويدخل فيفجاجها والناس متقصفون عليه. فما رأيت أحدا يقول شيئا وهو لا يسكت يقول: أيها الناس قولوا لا إله إلا الله تفلحوا، إلا أن وراءه رجلا أحول وضيء الوجه ذا غديرتين يقول:إنه صابئ كاذب. فقلت: من هذا؟ قالوا: محمد بن عبد الله وهو يذكر النبوة. قلت:من هذا الذي يكذبه. قالوا: عمه أبو لهب.
“Saya melihat Rosululloh –shollallohu’alaihi wa sallam- di pasar Dzil Mijaz mengatakan: “Wahai manusia katakanlah la ilaha illalloh maka kalian akan beruntung”. Beliau masuk di jalan-jalan, sedang saya tidak melihat seorangpun yang mengucapkan sesuatu dan Rosululloh –shollallohu’alaihi wa sallam-tidak diam. Beliau mengatakan: “Wahai manusia katakanlah,“Laa ilaha illalloh,”maka kalian akan beruntung”. Hanya saja di belakangnya ada seseorang yang juling, tampan rupanya dan mempunyai dua buah kucir mengatakan: “Sesungguhnya dia ini telah keluar dari agamanya lagi pendusta”.
Maka aku bertanya: “Siapa orang ini?” Mereka menjawab: “Muhammad bin Abdillah dan ia menyebutkan (mengaku) tentang kenabian”. Aku bertanya lagi: “Siapa orang yang di belakangnya?” Mereka menjawab:”Pamannya, Abu Lahab”.
(Hadits shohih riwayat Ahmad: 3/492,dishohihkan oleh Imam Al-Wadi’iy -rohimahulloh- dalam kitabnya As-Shohihul Musnad, no.333)
Kalau kita melihat dakwah Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam- di Makkah selama sepuluh tahun, beliau mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Alloh dan meninggalkan kesyirikan. Hal ini tidak lain adalah untuk membangun pondasi yang sangat penting ini. Kemudian setelah beliau hijroh ke Madinah, barulah turun berbagai macam syariat dari Alloh –subhanahu wa ta’ala-.
Hal ini menunjukkan akan pentingnya permasalahan aqidah, dan di dalamnya juga terdapat pelajaran yang sangat penting bagi para da’i agar mereka memulai dakwah mereka dengan permasalahan tauhid, tidak seperti kebanyakan kelompok-kelompok  yang memulai dakwah mereka dengan perkara akhlak,jihad, atau dengan menegakkan daulah Islamiyyah menurut prasangka mereka, oleh karena itu kita melihat dakwah mereka tidaklah membuahkan hasil yang bermanfaat untuk islam dan kaum muslimin.
Maka permasalahan tauhid merupakan kewajiban pertama dan terakhir sebelum kita keluar dari dunia. Siapa yang meninggal diatas tauhid, maka kita mengharapkan baginya kebaikan.
Ibnu Abil ‘Izz-rohimahulloh-berkata:
فَالتَّوْحِيدُ أَوَّلُ مَا يُدْخِلُ فِي الْإِسْلَامِ، وَآخِرُ مَا يُخْرَجُ بِهِ مِنَ الدُّنْيَا، كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ». وَهُوَ أَوَّلُ وَاجِبٍ وَآخِرُ وَاجِبٍ.فَالتَّوْحِيدُ أَوَّلُ الْأَمْرِ وَآخِرُهُ، أَعْنِي تَوْحِيدَ الْإِلَهِيَّةِ.
“Tauhid merupakan hal pertama yang memasukkan seseorang ke dalam Islam dan kewajiban terakhir yang mengeluarkan seseorang dari dunia, sebagaimana sabda Rosululloh –shollallohu’alaihi wa sallam-:”Siapa yang akhir perkataannya,“Laa ilaha illalloh,” maka ia akan masuk surga”. Maka tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir”. Maksudku adalah tauhid uluhiyyah (mengesakan Alloh dalam peribadahan)”. (Syarh Aqidah Thohawiyyah)
Imam Al-Bukhoriy-rohimahulloh- mengisyaratkan akan hal ini dalam kitab shohihnya, yang memulai kitabnya dengan kitabBad’ul wahyi, kitab Al-Imandan diakhiri dengan Kitab At-Tauhid dan diikuti oleh Asy-Syaikhul Muhadits Muqbil bin Hadiy-rohimahulloh-dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shohih.
Tidaklah samar bagi kita bagaimana juhud (kesungguhan) para ulama dalam menyebarkan tauhid kepada kaum muslimin. Mereka mengorbankan jiwa dan raga dalam dakwah kepada tauhid ini, baik dakwah dengan lisan maupun tulisan. Juga sangat banyak kitab-kitab para ulama yang menjelaskan akan permasalahan ini dan juga bantahan-bantahan mereka dalam rangka memperingatkan umat dari rusaknya aqidah yang banyak tersebar dikalangan kaum muslimin. Sikap para ulama tersebut juga sangat keras terhadap orang-orang yang menyelisihi aqidah yang benar serta siapa saja yang berusaha untuk merusak kaum muslimin dengan menyebarkan aqidah-aqidah sesat.
Hal itu seperti yang dilakukan Umar bin Khottob-rodhiyallohu’anhu- terhadap Shobigh, kisah penyembelihan Ja’d bin Dirham oleh Kholid Al-Qosry dan pernyataan baro’ (berlepas diri) Abdulloh bin Umar-rodhiyallohu’anhu- terhadap kelompok Qodariyah. Ini merupakan secuplik contoh akan kerasnya sikap para ulama terhadap orang-orang yang mempunyai aqidah yang rusak dan ingin menyebarkannya dikalangan kaum muslimin. Dengan hal ini, maka terjagalah aqidah kaum muslimin dari berbagai macam penyimpangan yang merusak aqidah mereka.
Kemudian, setelah berlalunya zaman generasi terbaik dan berkurangnya para ulama, maka semakin banyak dai-dai (para penyeru) kesesatan yang mengajak kepada pintu-pintu Jahannam. Siapa yang mengikutinya akan dicampakkan kedalamnya. Maka tersebarlah berbagai macam penyimpangan dalam permasalahan aqidah, sehingga kita mendapati kebanyakan kaum muslimin terdidik dengan aqidah yang salah dan tumbuh diatasnya.Wallohul Musta’an.
Salah satu dari keyakinan yang tersebar di kalangan kaum muslimin dan diajarkan kepada anak-anak kaum muslimin di sekolah-sekolah mereka adalah keyakinan bahwasanya bumi itu bergerak mengelilingi matahari dan matahari diam tak bergerak. Manakala keyakinan ini menyelisihi nash dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan Al-Ijma’, maka kami ingin menjelaskan akan batilnya keyakinan ini dengan menukil perkataan para ulama yang telah mendahului kita dalam menjelaskan hal ini dan juga karena adanya permintaan dari sebagian ikhwan.Mudah-mudahan Alloh membalas kebaikan para ulama kita yang telah menjelaskan hal ini dan memperingatkan umat darinya. Tidaklah ada suatu kemungkaran, melainkan kita dapati para ulama telah mengingkarinya dan kita mendapatkan pula kitab-kitab yang mereka tulis untuk menjelaskan penyimpangan tersebut. Jazahumullohukhoiron.
SIAPA PENCETUS KEYAKINAN INI
Mahmud Syukry Al-Alusiy berkata: “Telah tersebar di zaman kita ini perkataan Phythagore -seorang filosof terkenal dalam bidang Astronomi- dan diikuti oleh para ahli filsafat belakangan setelah pemikiran ini ditinggalkan, yaitu pendapat yang mengatakan tentang adanya pergerakan bumi harian (rotasi) dan tahunan (revolusi) mengelilingi matahari, dan bahwasanya matahari itu adalah pusat pergerakan (tata surya). Bumi adalah salah satu bintang yang beredar di orbitnya. Tidak seperti yang dikatakan  oleh Ptolemee”.
Kemudian, Muhammad Zuhair Asy-Syawisy memberikan ta’liq (komentar) terhadap kalam (ucapan) diatas dengan mengatakan: “Phythagore adalah seorang hakim Yunani yang terkenal. Para pengikutnya dinamakan Phytagoriyyin sebagai bentuk penisbatan kepadanya. Mereka mempunyai pendapat bahwa bumi adalah sebuah bintang dari bintang-bintang yang berputar di sekitar pusat api. Dengan pemikiran ini, mereka menyelisihi pemikiran yang tersebar di zaman mereka bahwasanya bumi adalah pusat alam semesta. Phythagore dilahirkan di pulau Samus dan mati di pulau itu juga sekitar tahun 600 SM.
Ptolemee adalah salah satu pakar Astronomi, sejarah dan geografi. Dia adalah pemilik kitab Majusti yang terkenal. Yang mempunyai pemikiran ptolemeesiyah yang mengatakan bahwasanya bumi itu tetap dan planet berputar di sekitarnya dan itu adalah pemikiran yang diisyaratkan oleh pengarang”. (Risalah: Maa Dalla ‘Alaihil Qur’an Mimmaa Ya’dhidu Al-Haiatul Jadiidah Al-Qodiimatul Burhan,  karya Mahmud Syukri Al-Alusy, cet. Al-Maktabul Islami)
Syaikh Abu ‘Amr Al-Hajuriy –hafidhohulloh-berkata: “Telah nampak pemikiran Yunani yang diucapkan oleh salah seorang ahli filsafat yang bernama Phytagoras Al-Yunaniy- sebelum dilahirkannya Al-Masih (Nabi Isa) kurang lebih lima ratus tahun dan ada yang mengatakan enam ratus tahun- bahwasanya bumi termasuk bintang-bintang yang beredar mengelilingi matahari. Pemikiran ini ditinggalkan semasa itu dalam waktu yang lama karena tidak diterima oleh akal dan kenyataan, sampai munculnya seorang ahli falak (astronom) Yunani yang bernama Choopernight dari abad ke-10 Hijriyah dan menampakkan pemikiran Phytagoras. Kemudian pada abad ke-12 hijriyah, muncul Herchil dan para pengikutnya dari para ahli filsafat Paronji dan menguatkan pemikiran phytagoras.
Awalnya pemikiran ini tidak diterima oleh seorang pun dari kaum muslimin. Kemudian, muncullah orang-orang sesat dari kaum muslimin mengambil pemikiran ini dan mempopulerkannya di antara kaum muslimin dengan menampakkan bahwa pemikiran ini adalah bagian dari agama!!! (Risalah: An-Narjis bi Qorooril Ardh wa Jaroyaanis Syams, hal.11, cet. Maktabah Ibnu Sirin)
Dari hal di atas dapat kami simpulkan beberapa poin sebagai berikut:
  1. Pencetus pemikiran ini adalah seorang ahli filsafat Yunani yang kafir.
  2. Bahwasanya mereka sendiri telah berselisih pendapat dalam permasalahan ini.
SUMBER PENGAMBILAN AQIDAH ADALAH KITAB DAN SUNNAH SESUAI DENGAN PEMAHAMAN SALAFUL UMMAH
Alloh -subhanahu wa ta’ala– berfirman:
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu dan janganlah kamu mengikuti wali-wali selain-Nya, sangat sedikit di antara kalian yang mengambil pelajaran (darinya)”. (QS.Al-A’rof:3)
Alloh -subhanahu wa ta’ala– berfirman:
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُون [العنكبوت : 51]
“Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepada-Mu Al-Kitab (Al-Quran) yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman”. (QS.Al-’Ankabut:51)
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka inginkan? dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari (hukum) Alloh bagi orang-orang yang yakin?” (QS.Al-Maidah:50)
Rosululloh-sholallohu’alaihi wasallam-bersabda:
أمَّا بَعْدُ أَلاَ أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِىَ رَسُولُ رَبِّى فَأُجِيبَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ
“Amma ba’du; wahai manusia, sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia. Dikhawatirkan akan datang utusan Robbku kemudian aku menjawabnya (yakni kematian) dan aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, salah satunya adalah kitabulloh di dalamnya terdapat  petunjuk dan cahaya. Maka ambillah kitabulloh dan berpegang teguhlah dengannya”.
وفي رواية: مَنِ اسْتَمْسَكَ بِهِ وَأَخَذَ بِهِ كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ
Dalam satu riwayat: “Siapa yang berpegang teguh dengannya dan mengambilnya, maka ia berada diatas petunjuk dan siapa yang berlepas darinya dia akan sesat”. (HR.Muslim, no. 2408 dari Zaid bin Arqom –rodhiyallohu’anhu-)
Rosululloh–shollallohu ‘alaihi wa sallam-juga bersabda:
لقد تركتكم علي البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك
“Sungguh aku telah meninggalkan kalian di atas sesuatu yang putih; malamnya sama seperti siangnya, tidak menyimpang darinya kecuali seorang yang binasa”. (Hadits hasan riwayat Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah).
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما : كتاب الله وسنة رسوله
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengannya; Kitabulloh dan Sunnah Rosul-Nya” (Diriwayatkan oleh Imam Malik –rohimahulloh- dalam kitabAl-Muwatho’ dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Al-Misykah no.186)’
Dari dalil-dalil diatas, menunjukkan bahwa sumber pengambilan aqidah adalah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman ulama salaf. Siapa yang menyangka bahwa dia akan mendapatkan petunjuk dan kebenaran dari selain keduanya, maka dia telah tersesat dan mendapatkan kerugian.
Mengapa harus sesuai dengan pemahaman para ulama salaf?
Sebab mereka adalah orang-orang yang telah dipuji oleh Alloh-subhanahu wa ta’ala-dalam firman-Nya:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshor serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Alloh.Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya  selama-lamanya.  Itulah kemenangan yang besar”. (QS.Al-Maidah:100)
Merekalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah, dan mengamalkan Islam ini sesuai dengan apa yang mereka pahami dari Rosululloh-shollallohu ‘alaihi wasallam- sampai hari ini. Mereka sangat jauh dari berbagai macam penyimpangan yang diada-adakan dalam agama ini sehingga kemurnian agama mereka akan terus terjaga sampai dekatnya hari kiamat.
Rosululloh –shollallohu’alaihi wa sallam –bersabda :
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan terus-menerus ada sekelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang memusuhi mereka sampai datangnya perintah Alloh (hari kiamat), sedang mereka diatas kebenaran”. (HR.Muslim no.5059 dari Tsauban -rodhiyallohu’anhu-).
DALIL-DALIL DARI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH YANG MENUNJUKKAN AKAN TETAPNYA BUMI DAN BERJALANNYA MATAHARI MENGELILINGI BUMI
  1. Alloh –ta’ala-berfirman:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Al-’Aziz (yang Maha Perkasa) dan Al-’Alim(lagi Maha Mengetahui)”. (QS.Yasin:38)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rohimahulloh- mengatakan ketika menafsirkan ayat ini: “Sebagian faedah dari ayat ini adalah: bahwasanya matahari itu berjalan dan ini adalah suatu kenyataan serta zhohir dari Al-Qur’an dan bahwa berjalannya adalah secara dzatnya, bukanlah yang dimaksud dengan berputar itu adalah bumi. Merupakan suatu kewajiban untuk membiarkan Al-Quran sesuai zhohirnya sampai tegak sebuah dalil yang jelas serta bisa dijadikan hujjah bagi kita di hadapan Alloh-’azza wa jalla-untuk keluar dari zhohirnya, sebab yang berbicara dengan Al-Qur’an adalah Alloh Al-Kholiq (sang pencipta). Dialah yang mengetahui keadaan makhluk-Nya. Apabila Dia mengatakan bahwa matahari berjalan, maka wajib bagi kita untuk mengatakan bahwa matahari berjalan dan tidak boleh bagi kita untuk mengatakan kita yang berjalan”. (At-Tafsir Ats-Tsamin)
  1. Alloh –ta’ala-berfirman:
اللهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُون
“Alloh-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia beristiwa’ (meninggi) di atas ‘arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Alloh mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini  pertemuanmu dengan Robb-mu”. (QS.Ar-Ro’d:2)
  1. Alloh –ta’ala-berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْن
“Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan menundukkan bagimu malam dan siang”. (QS.Ibrohim:33)
Ibnu Katsir-rohimahulloh- berkata: “Yakni keduanya berjalan dan tidak tetap, baik di waktu siang maupun malam”.
  1. Alloh –ta’ala-berfirman:الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
    “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”. (QS.Ar-Rohman:5)
    Ibnu Katsir-rohimahulloh- berkata: “Yakni keduanya berjalan silih berganti dengan perhitungan yang teliti tanpa berselisih dan tanpa adanya kegoncangan”.
  2. Alloh-ta’ala-berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Alloh memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS.Luqman:29)
  1. Alloh-ta’ala-berfirman:
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ مَنْ يَهْدِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
“Kamu melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan. Bila matahari terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”. (QS.Al-Kahfi:17)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rohimahulloh– berkata: “Dari kalimat, “… apabila matahari terbenam, maka matahari tersebut menjauhi mereka ke sebelah kiri,” menunjukkan bahwasanya mataharilah yang bergerak dan dengan pergerakannya tersebut, terjadilah terbit dan tenggelam berbeda dengan apa yang diucapkan oleh sebagian manusia di zaman sekarang yang mengatakan bahwa yang berputar adalah bumi, sementara keadaan matahari, maka ia tetap diam.
Adapun diri kami, maka kami mempunyai bukti dari kalamulloh yang wajib bagi kita untuk memahaminya sesuai dhohirnya dan supaya tidak goncang dari dhohir ini, kecuali dengan dalil yang jelas … sebab Alloh menisbatkan semua perbuatan, berupa terbit dan tenggelam kepada Matahari … dan kita mengetahui dengan ilmu yakin bahwa Alloh lebih tahu dengan makhluk-Nya dan kita tidak akan menerima sebuah pemikiran baru dan persangkaan. (At-Tafsir At-Tsamin)
  1. Alloh-ta’ala-berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang  yang mendebat Ibrahim tentang Robb-nya, karena Alloh telah memberikan kepada orang itu kekuasaan. Ketika Ibrahim mengatakan: “Robb-ku itulah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Aku dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Alloh menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat!” Lalu terdiamlah orang kafir itu dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dholim”. (QS.Al-Baqoroh:258)
Syaikh  Ibnu ‘Utsaimin –rohimahulloh– berkata: “Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap para ahli Astronom yang mengatakan bahwa datangnya matahari bukanlah dengan dzatnya, akan tetapi bumilah yang berputar sampai ia sendiri yang mendatangi matahari. Sisi bantahannya adalah dari perkataan Nabi Ibrohim-‘alaihissalam- yang maknanya, “Sesungguhnya Alloh mendatangkan matahari dari arah timur, maka datangkanlah ia dari arah barat,”… sedang mereka mengatakan, “Sesungguhnya Alloh tidak mendatangkan ia dari arah timur, akan tetapi dengan perputarannya, sehingga matahari yang terbit kepadanya” … wajib bagi kita untuk mengambil perkara ini sesuai dengan dhohir Al-Qur’an dan tidak berpaling  terhadap ucapan siapapun yang menyelisihi dhohir Al-Qur’an tersebut. Hal itu karena kita beribadah sesuai apa yang ditunjukkan dalam Al-Qur’an. Dari sisi lain Alloh –ta’ala-lebih mengetahui dengan apa yang Ia ciptakan.
Alloh –ta’ala– berfirman:
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِير
“Apakah Alloh yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan), sedangkanDia itu Al-Lathif lagi Al-Khobir (Maha Mengetahui)?”(QS.Al-Mulk:14)
Bersamaan dengan itu, para ahli falak terdahulu dan sekarang telah berselisih dalam permasalahan ini dan tidak bersepakat bahwa dengan perputaran bumilah sebab terjadinya siang dan malam.
Kita katakan: walaupun seluruh ahli falak semuanya bersepakat dalam hal ini, kami tidaklah akan berpaling dari dhohir Al-Qur’an. (At-Tafsir At-Tsamin 2/286)
  1. Rosululloh –shollalohu’alaihi wa sallam-bersabda :

غَزَا نَبِىٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ فَقَالَ لِقَوْمِهِ لاَ يَتْبَعْنِى رَجُلٌ قَدْ مَلَكَ بُضْعَ امْرَأَةٍ وَهُوَ يُرِيدُ أَنْ يَبْنِىَ بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ وَلاَ آخَرُ قَدْ بَنَى بُنْيَانًا وَلَمَّا يَرْفَعْ سُقُفَهَا وَلاَ آخَرُ قَدِ اشْتَرَى غَنَمًا أَوْ خَلِفَاتٍ وَهُوَ مُنْتَظِرٌ وِلاَدَهَا. قَالَ فَغَزَا فَأَدْنَى لِلْقَرْيَةِ حِينَ صَلاَةِ الْعَصْرِ أَوْ قَرِيبًا مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ لِلشَّمْسِ أَنْتِ مَأْمُورَةٌ وَأَنَا مَأْمُورٌ اللَّهُمَّ احْبِسْهَا عَلَىَّ شَيْئًا.فَحُبِسَتْ عَلَيْهِ حَتَّى فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ -
“Salah seorang nabi terdahulu melakukan peperangan, maka ia berkata kepada kaumnya,”Janganlah mengikutiku seseorang yang telah memiliki perempuan dan dia ingin menggaulinya, tidak pula seseorang yang telah membangun rumah, sedangkan ia belum menaikkan atapnya dan tidak pula seorang yang telah membeli seekor kambing bunting, sedangkan ia sedang menunggu kelahiran anaknya!”Maka nabi itu pun berangkat berperang. Ia pun mendekati suatu kampung yang ingin diperanginya ketika mau masuk sholat Ashar. Maka ia berkata kepada matahari, “Sesungguhnya kamu diperintah dan aku pun diperintah”. (Lalu ia berdoa), “Ya Alloh tahanlah ia untukku”. Maka matahari itu pun ditahan oleh Alloh, sampai Alloh memberikan kepada nabi itu kemenangan”. (HR.Bukhory, no.3124 dan Muslim no.1747)
Sisi pendalilannya, hadits ini menunjukkan bahwa matahari itu berjalan, karena nabi tersebut meminta kepada Alloh untuk menahan jalannya matahari tersebut, agar jangan tenggelam dahulu sampai ia menyelesaikan peperangan. Kalaulah matahari itu diam dan bumilah yang berjalan, maka mengapa nabi tersebut harus meminta matahari untuk ditahan perjalanannya dan tidak meminta bumi saja yang ditahan?!
  1. Rosululloh –shollalohu’alaihi wa sallam-pada suatu hari pernah bertanya:

أَتَدْرُونَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ الشَّمْسُ؟ قَالُوا:اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ إِنَّ هَذِهِ تَجْرِى حَتَّى تَنْتَهِىَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ فَتَخِرُّ سَاجِدَةً وَلاَ تَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُقَالَ لَهَا ارْتَفِعِى ارْجِعِى مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَرْجِعُ فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا ثُمَّ تَجْرِى حَتَّى تَنْتَهِىَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ فَتَخِرُّ سَاجِدَةً وَلاَ تَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُقَالَ لَهَا ارْتَفِعِى ارْجِعِى مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَرْجِعُ فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا ثُمَّ تَجْرِى لاَ يَسْتَنْكِرُ النَّاسُ مِنْهَا شَيْئًا حَتَّى تَنْتَهِىَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا ذَاكَ تَحْتَ الْعَرْشِ فَيُقَالُ لَهَا ارْتَفِعِى أَصْبِحِى طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِكِ فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- أَتَدْرُونَ مَتَى ذَاكُمْ ذَاكَ حِينَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِى إِيمَانِهَا خَيْرًا
“Tahukah kalian, kemana perginya matahari itu (ketika terbenam)?” Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahuinya”. Rosululloh-shollallohu ‘alaihi wasallam-menjawab, “Sesungguhnya matahari ituberjalan sampai ke porosya di bawah arsy. Kemudian ia pun bersujud. Hal itu ia lakukan secara terus-menerus sampai diperintahkan kepadanya, “Bangkitlah kamu, kembalilah dari arah kamu datang!” Maka ia pun kembali terbit dari arah biasanya ia terbit darinya. Sampai dikatakan (diperintahkan) kepadanya, “Bangkitlah kamu dan terbitlah kamu dari arah barat!” Maka iapun terbit dari arah barat. Tahukah kalian, kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi tatkala tidak bermanfaat lagi keimanan terhadap jiwa seorang, dikarenakan ia tidak beriman sebelumnya atau berbuat kebaikan untuk keimanannya”. (HR. Bukhori, no.7424 dan Muslim, no.159)
DALIL-DALIL AKAN TETAPNYA BUMI
  1. Alloh –subhanahu wa ta’ala-berfirman:
أَمَّنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya serta menjadikan suatu pemisah antara dua laut. Apakah ada sesembahan yang benar selain Alloh?! Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”. (QS.An-Naml: 61)
Ibnu Katsir-rohimahulloh-berkata: “قرارا” yakni (bumi itu) tetap, tenang tidak condong, tidak bergerak, tidak goncang. Hal itu karena seandainya tidak demikian, maka tidaklah nyaman untuk hidup diatasnya. Bahkan Alloh menjadikannya hamparan yang tetap (sepanjang mata memandang), tidak goncang dan tidak bergerak sebagaimana hal itu disebutkan dalam ayat yang lain.
اللهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا
“Alloh-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap” (QS.Ghofir:64)
  1. Alloh –subhanahu wa ta’ala-berfirman:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit. Lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. Karena itu janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Alloh, padahal kamu mengetahuinya”. (QS.Al-Baqoroh:22)
  1. Alloh –subhanahu wa ta’ala-berfirman:
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu, sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi serta kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. (QS. Al-Baqoroh:36)
  1. Alloh –subhanahu wa ta’ala-berfirman:
إِنَّ اللهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Sesungguhnya Alloh menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap.Sungguh, jika keduanya lenyap, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Alloh.Sesungguhnya Dia adalah halim (Maha Penyantun) lagi Ghofur (Maha Pengampun)”. (QS. Fathir: 41)
5 Alloh –subhanahu wa ta’ala-berfirman:
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
“Telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka.Telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”. (QS.Al-Anbiya:31)
KESEPAKATAN KAUM MUSLIMIN DALAM PERMASALAHAN INI
Abdul Qodir Al-Baghdadiy –rohimahulloh- mengatakan: “Mereka (ulama kaum muslimin) bersepakat akan tetapnya bumi. Adapun pergerakannya terjadi karena adanya sesuatu yang muncul, seperti adanya gempa bumi dan yang semisalnya”. (Al-Firoq Bainal Firoq,hal.318)
Imam Al-Qurthuby –rohimahulloh- berkata: “Yang diyakini oleh kaum muslimin dan Ahli Kitab (Yahudi & Nashrani) bahwa bumi itu tetap diam, tak berjalan dan dihamparkan. Adapun pergerakannya biasanya disebabkan adanya gempa bumi”.
Imam At-Tuwaijiry –rohimahulloh- berkata: “Hal ini sangat jelas untuk menyatakan ijma’ dari kaum muslimin dan ahli kitab akan tetapnya bumi”. (As-Showa’iqus Syadidah,hal. 54)
WAJIBNYA MENERIMA DAN BERIMAN DENGAN BERITA ALLOH DAN ROSULNYA
Alloh –ta’ala- berfirman:
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللهِ قِيلًا
“Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Alloh?!” (QS.An-Nisa:122)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Tidaklah pantas bagi seorang mukmin dan mukminah, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, masih ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata”. (QS.Al-Ahzab:36)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya perkataan orang-orang yang beriman itu apabila mereka diseru kepada Alloh dan Rosul-Nya untuk menghukumi (mengadili) di antara mereka adalah, “Kami mendengar dan Kami taat”. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS.An-Nur:51)
Dari dalil-dalil diatas, menunjukkan akan wajibnya seseorang untuk menerima dan membenarkan berita Alloh dan Rosul-Nya. Apabila terjadi perselisihan di antara kita, maka wajib untuk mengembalikan perkaranya kepada Alloh dan Rosul-Nya, yaitu kepada Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam-.
Alloh –ta’ala-berfirman:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul (Nya) serta ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Quran) dan Rosul-Nya (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Robb-mu, mereka tidaklah beriman hingga menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (QS. An-Nisa’: 65)
Setiap muslim mengakui bahwa Nabi Muhammad –shollallohu ‘alaihi wa sallam-sebagai Rosululloh dan makna persaksian bahwa beliau sebagai Rosululloh sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rohimahulloh- dalam kitabnya Tsalatsatul Ushul adalah: “Taat terhadap apa yang beliau diperintahkan, membenarkan terhadap apa yang beliau khabarkan, menjauhi apa yang beliau larang dan supaya tidak beribadah, kecuali dengan apa yang disyariatkan”.
Seluruh makna yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad –rohimahulloh-diatas semuanya berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Seseorang juga tidak boleh mendahulukan perkataan selain dari perkataan Alloh dan Rosul-Nya di atas perkataan Alloh dan Rosul-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Alloh dan Rosul-Nya dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh itu Sami’ (Maha Mendengar) lagi ‘Alim (Maha Mengetahui)”. (QS. Al-Hujurot:1)
Alloh –ta’ala-mengancam orang-orang yang menyelisihi perkara Alloh dan Rosul-Nya dengan ditimpakan kepadanya suatu fitnah dan siksaan yang pedih.
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (QS. An-Nur: 63)
Setelah penyebutan semua dalil-dalil ini, apakah kita masih mendahulukan perkataan orang-orang kafir dan mengatakan bahwa perkataan mereka itu lebih sesuai dengan kenyataan?!
Siapa yang lebih mengetahui Alloh Al-’Alim Al-Khobir yang ilmu-Nya meliputi semua apa yang ada di langit dan di bumi dan apa yang ada diantara keduanya ataukah orang kafir yang tidak mengenal siapa pencipta langit dan bumi?!
Tidakkah kita takut apabila kita menolak dan mendustakan kalamulloh yang tidak ada keraguan di dalamnya dan kalam Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam-yang tidaklah berucap melainkan wahyu yang diturunkan kepada-Nya dengan sebuah fitnah dan siksaan yang pedih?!
Wahai Saudaraku, berimanlah dengan semua yang dikabarkan Alloh dan Rosul-Nya serta yakinilah bahwa semua itu adalah kebenaran. Insyaalloh dengan demikian akan dibukakan bagi kita pemahaman dan dibukakan hati kita untuk menerimanya. Hal ini merupakan sebuah kaedah yang disebutkan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rohimahulloh- dalam kitab Syarhul Aqidah Al-Washitiyah, hal. 289-290. Kaedah tersebut berbunyi: “Berimanlah kamu, maka engkau akan mendapatkan petunjuk”. Siapa yang tidak beriman dengan ayat-ayat Alloh, maka ia tidak akan mendapatkan petunjuk; sehingga ia tetap buta dari kandungan Al-Qur’an dan tidak mampu untuk mengambil hidayah darinya. Kita memohon kepada Alloh untuk memberikan hidayah-Nya untuk kita semua. Amin
Dalil dari kaedah ini adalah firman Alloh–ta’ala-:
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Alloh itu ‘Alim (Maha Mengetahui) atas segala sesuatu”. (QS.At-Taghobun:11)
إن الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Alloh (Al-Quran), maka Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan itu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Alloh dan mereka itulah orang-orang pendusta”. (QS.An-Nahl:104-105)
Maka saya menyeru kepada semua kaum muslimin, tatkala datang kepadanya sebuah ayat Al-Qur’an, untuk menerimanya dengan penuh ketaatan tanpa keraguan atau berat hati. Jikalau bukan kita kaum muslimin, maka siapa lagi yang akan menerima dan mengamalkan Al-Qur’an itu? Bukankah Al-Qur’an itu diturunkan untuk  diamalkan? Mengapa hati kita tidak bisa mengambil petunjuk darinya,sedang orang kafir sendiri bisa mendapatkan hidayah hanya karena mendengar lantunan ayat Al-Qur’an sebagaimana kisah Jubair bin Muth’im -rodhiyallohu ‘anhu- (ketika masih kafir) tatkala mendengar Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- membaca surat At-Thur pada sholat Maghrib. Beliau -rodhiyallohu ‘anhu- mengatakan, “Seakan-akan hatiku terbang…” Maka sejak saat itu, Alloh memberikan hidayah kepadanya dan masuklah ia ke dalam Islam.
Sekeras apa hati kita, sampai kita mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an??!
Padahal jin saja, yang sifat kejelekan dikalangan mereka lebih banyak daripada manusia, tetapi tatkala salah satu dari mereka mendengar ayat Alloh, maka dia pun beriman dengannya sebagaimana yang Alloh –ta’ala-sebutkan dalam firman-Nya:
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَلَا رَهَقًا
“Sesungguhnya kami (para jin) tatkala mendengar petunjuk (Al-Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Robb-nya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan”. (QS.Al-Jin: 13)
Wahai saudaraku, berimanlah sebelum datangnya penyesalan yang pada waktu itu tidak akan bermanfaat lagi keimanan dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Alloh meminta untuk dikembalikan lagi ke dunia untuk beramal dan beriman dengan ayat-ayat-Nya.
Alloh –subhanahu wata’ala- berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ * تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ *أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ * قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ * رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ * قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
“Barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri.Mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepada kalian, tetapi kalian selalu mendustakannya? Mereka berkata: “Wahai Robb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami dan kamiadalah  orang-orang yang sesat.Wahai Robbkami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dzolim. Alloh berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya dan janganlah kalian berbicara dengan-Ku!” (QS. Al-Mukminun: 103-108)
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ * وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ * أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ *أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ * أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ * بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ * وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ
“Kembalilah kalian kepada Robb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepada kalian, kemudian kalian tidak dapat ditolong (lagi). Ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Robb kalian sebelum datang adzab kepada kalian dengan tiba-tiba, sedang kalian tidak menyadarinya. Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Alloh, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Alloh)”. Atau supaya jangan ada yang berkata: “Kalau sekiranya Alloh memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa”. Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat adzab: “Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik”. (Bukan demikian), sebenarnya telah datang ayat-ayat-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri.Kamu adalah termasuk orang-orang yang kafir”. Pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Alloh, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu adalah tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?!”


Selasa, 29 Januari 2013

sebuah karya

Mengakui kelemahan yang ditakdir kepada diri kita
Bukan lah sebuah hal yang bodoh
Melainkan hal yang paling hebat
Karena manusia yang sempurna
manusia yang mau ..
Mau mengakui apa yang tuhan takdirkan kepada diri kita
Karena sebuah kelemahan yang selalu di sandari kemauan untuk merubah sebuah kelemahan menjadi hal yang menguntungkan atau bermanfaat bagi diri kita ..
ataupun orang lain
Syukuri semua apa yang telah di anugrah kan oleh tuhan pencipta alam semesta ini

Minggu, 27 Januari 2013

sistem ekonomi

 Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Dari definisi diatas memiliki beberapa sifat penting yaitu; i) suatu proses, yang merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus, ii) sesuatu yang dapat merubah tingkat penghidupan masyarakat.

Pendapat lain juga menegaskan bahwa sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara dalam menjalankan perekonomianya. Secara umum sistem ekonomi di bagi menjadi 5 yaitu : Sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila yang disebut juga demokrasi ekonomi. Landasan pokoknya pasal 33 ayat 1-4 UUD 1945 (hasil amandemen). Adapun hal-hal yang harus dihindari dalam sistem demokrasi ekonomi, yaitu sistem free fight liberalism, sistem etatisme, dan monopoli.
rpp silabus berkarakter terlengkap terbaru

Pengertian Sistem Ekonomi > Tradisional, Terpusat, Liberal, Campuran


<p>Your browser does not support iframes.</p>
adplus
 Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Dari definisi diatas memiliki beberapa sifat penting yaitu; i) suatu proses, yang merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus, ii) sesuatu yang dapat merubah tingkat penghidupan masyarakat.

Pendapat lain juga menegaskan bahwa sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara dalam menjalankan perekonomianya. Secara umum sistem ekonomi di bagi menjadi 5 yaitu : Sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila yang disebut juga demokrasi ekonomi. Landasan pokoknya pasal 33 ayat 1-4 UUD 1945 (hasil amandemen). Adapun hal-hal yang harus dihindari dalam sistem demokrasi ekonomi, yaitu sistem free fight liberalism, sistem etatisme, dan monopoli.

Beberapa pendapat para ahli yang terkait dengan sistem ekonomi antara lain :

  1. Chester A Bemand mengatakan bahwa : ”Sistem ekonomi adalah suatu kesatuan yang terpadu yang secara kolestik yang di dalamnya ada bagian-bagian dan masing-masing bagian itu memiliki ciri dan  batas tersendir”
  2. Dumatry (1996) mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu ketahanan”.
  3. Gregory Grossman and  M. Manu mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan mempengaruhi.”    
  4. Menurut M. Hatta :”Sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berdasarkan atas asas kekeluargaan”
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa sistem ekonomi bukan hanya sebagai sekumpulan komponen atau unit perekonomian tetapi merupakan sebuah penerapan yang dikembangkan oleh seperangkat masyarakat yang masing-masing memiliki ciri dan batas-batas tersendiri.
Macam-Macam Sistem Ekonomi
Ada 4 macam sistem ekonomi di Indonesia, yang terdiri dari :
a.    Sistem ekonomi Tradisional
Dalam sistem ekonomi tradisional kegiatan ekonomi masih menggunakan tradisi turun-temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai budaya setempat. Kegiatan produksi dalam sistem perekonomian tradisional dilakukan secara bergotongroyong dan bersifat kekeluargaan.

Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional antara lain adalah sebagai berikut :
  • Kegiatan produksi umumnya mengolah ttanah dan mengumpulkan benda yang disediakan alam
  • Alat produksi masih sederhana
  • Sangat tergantung pada alam
  • Hasil produksi untuk kebutuhan minimal dan besifat homogen 
  • Hasil industri berupa hasil kerajinan tangan 
  • Belum mengenal tukar menukar secara kredit (Kardiman, 2006 : 78).

b.    Sistem Ekonomi terpusat

Sistem ekonomi terpusat yang disebut juga sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sistem ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara
  • Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
  • Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat
  • Hak milik individu tidak diakui (Kardiman, 2006 : 79)

c.    Sistem ekonomi liberal
Sistem ekonomi liberat disebut juga ekonomi pasar, yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini menghendaki adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Artinya, setiap individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.

Sejalan dengan uraian di atas berikut ciri-ciri sistem ekonomi pasar :
  • Adanya pengakuan terhadap hak individu
  • Setiap manusia adalah homo economicus
  • Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi 
  • Menerapkan sistem persaingan bebas
  • Motif mencari laba terpusat pada kepentingan sendiri 
  • Peranan modal sangat penting
  • Peranan pemerintah dibatasi (Sardiman, 2006 : 80).

d.    Sistem ekonomi campuran

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang timbul dalam sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar. Dalam sistem ekonomi campuran pemerintah keberka sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian (Sardiman, 2006 : 80)

adobe flash

Definisi atau pengertian Adobe Flash apa yang dimaksud dengan kata Adobe Flash

Definisi atau pengertian Adobe Flash apa yang dimaksud dengan kata Adobe Flash - Ketemu lagi dengan artikel terbaru pandaun sukses blogger hari ini. kali ini kita membahas Definisi Adobe Flash, di mana sebelumnya saya membahas Definisi Ekstensi. berikut ini Definisi Adobe Flash.

Adobe Flash Dahulu bernama Macromedia Flash, merupakan salah satu produk software komputer unggulan dari Adobe Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor dan animasi gambar. file yang dihasilkan dari Adobe Flash mempunyai ekstensi .swf dan dapat diputar di web browser yang telah ter-install Adobe Flash Player. Adobe Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang muncul kali pertama pada Flash 5.

Demikian lah definisi Adobe Flash tersebut, semoga bermanfaat buat sobat semua dan salam sukses...

Kamis, 24 Januari 2013

Sejarah Latar Belakang Gerakan 30 September PKI (G30s PKI)

Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Par Komunis Indonesia
Latar belakang

PKI merupakan par Stalinis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Sovyet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), Organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.
Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, Inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Angkatan kelima
Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965
Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965

Pada kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai menjanjikan untuk mempersenja 40 batalion tentara secara lengkap, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno tetapi belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S.

Pada awal tahun 1965 Bung Karno mempunyai ide tentang Angkatan Kelima yang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Pandangan lain mengatakan bahwa PKI-lah yang mengusulkan pembentukan Angkatan Kelima tersebut dan mempersenja mereka. Tetapi petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI.

Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha menghindari bentrokan-bentrokan antara Aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI mementingkan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat". Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan "Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi". Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk membuat "massa tentara" subyek karya-karya mereka.

Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ratusan ribu petani bergerak merampas tanah dari para tuan tanah besar. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Untuk mencegah berkembangnya konfrontasi revolusioner itu, PKI mengimbau semua pendukungnya untuk mencegah pertentangan menggunakan kekerasan terhadap para pemilik tanah dan untuk meningkatkan kerjasama dengan unsur-unsur lain, termasuk angkatan bersenjata.

Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik AS. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet.

Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat".

Pengangkatan Jenazah di Lubang Buaya

Pengangkatan Jenazah di Lubang Buaya

Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis".

Rejim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.

Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rejim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan Aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk memecilkan Aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.

Isu sakitnya Bung Karno

Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila Bung Karno meninggal dunia. Namun menurut Subandrio, Aidit tahu persis bahwa Bung Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan merupakan alasan PKI melakukan tindakan tersebut.

Isu masalah tanah dan bagi hasil

Pada tahun 1960 keluarlah Undang-Undang Pokok Agraria (UU Pokok Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UU Bagi Hasil) yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria yang dibentuk pada tahun 1948. Panitia Agraria yang menghasilkan UUPA terdiri dari wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10 kekuatan par politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun pelaksanaan di daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian massa pengikutnya dengan melibatkan backing Aparat keamanan. Peristiwa yang menonjol dalam rangka ini antara lain peristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan peristiwa di Klaten yang disebut sebagai aksi sepihak dan kemudian digunakan sebagai dalih oleh militer untuk membersihkannya.

Sementara itu di Jawa Timur juga terjadi keributan antara PKI dan NU. Kiai-kiai NU yang kebanyakan tuan tanah menolak gerakan PKI untuk membagi-bagikan tanah kepada petani yang tidak memiliki tanah.

 

kumpulan kumpulan pribahasa

erdiang di abu dingin
Artinya: tidak mendapat apa-apa (misalnya dari saudara, tuan rumah, dan lain-lain).

Jadi abu arang
Artinya: sudah usang atau basi (biasanya tentang pembicaraan).

Kalah jadi abu, menang jadi arang
Artinya: pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak manapun. Atau pertengkaran akan merugikan kedua belah pihak (sama-sama rugi).

Seperti abu di atas tanggul
Artinya: tidak tetap kedudukannya (sewaktu-waktu dapat dipecat).

Terpanggang di abu hangat
Artinya: mencampuri sesuatu atau urusan orang lain yang dapat menyusahkan diri sendiri.

Gila di abun-abun
Artinya: mengharapkan sesuatu yang mustahil.

Asal ada kecil pun pada
Artinya: bila tidak mendapat banyak, sedikit pun cukup.

Tak ada rotan, akar pun jadi
Artinya: semua barang dibuat menjadi berguna.

Di mana ada gula di situ ada semut
Artinya: biasanya orang yang kaya yang selalu dikunjungi oleh orang banyak yang ikut mengecap kenikmatannya.

Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan
Artinya: susah dan senang ditanggung bersama.

Ada udang di balik batu
Artinya: punya maksud yang terselubung (biasanya maksud-maksud yang picik).

Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
Artinya: perbuatan hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama.

Adat diisi, lembaga dituang
Artinya: melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan.

Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak
Artinya: jika ingin beroleh keuntungan hendaklah seseorang dapat menanggung kesusahan dalam satu pekerjaan.

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
Artinya: segala sesuatu ada tata caranya.

Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam
Artinya: orang muda harus sabar jika merindukan sesuatu, orang tua harus tabah bila ditimpa macam-macam cobaan (kemalangan).

Adat teluk timbunan kapal
Artinya: meminta hendaklah kepada yang punya, bertanya hendaklah kepada yang pandai.

Lain yang diagak, lain yang kena
Artinya: yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat.


Berkepanjangan bagai agam
Artinya: perbuatan (perkataan) yang berlarut-larut.

Air beriak tanda tak dalam
Artinya: orang yang banyak bicara atau sombong biasanya kurang ilmunya.

Air besar batu bersibak
Artinya: persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan.

Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam
Artinya: tidak enak makan dan minum (biasanya karena terlalu bersedih atau duka sekali).

Air tenang menghanyutkan
Artinya: orang yang pendiam biasanya banyak pengetahuannya.

Bermain air basah, bermain api lecur
Artinya: tiap pekerjaan atau usaha ada susahnya.

Bagai air di daun talas
Artinya: selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendirian.

Air susu dibalas dengan air tuba
Artinya: kebaikan dibalas dengan kejahatan.

Memancing di air keruh
Artinya: mencari keuntungan dalam perselisihan orang lain.

Tambah air tambah sagu
Artinya: bila pekerjaan bertambah, maka penghasilannya pun akan bertambah pula.

Tiada air sungai mengalir ke hulu
Artinya: pengorbanan orang tua tidak pernah terbalas seluruhnya oleh anaknya.

Sambil menyelam minum air
Artinya: mengerjakan suatu pekerjaan sambil menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Mengairi sawah orang
Artinya: menguntungkan orang lain.

Sebelum ajal berpantang mati
Artinya: tidak akan mati sebelum sampai waktunya.

Berguru kepalang ajar seperti bunga kembang tak jadi
Artinya: belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.

Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa tahu
Artinya: apa yang tersembunyi di hati seseorang tidak dapat kita ketahui.

Rabu, 23 Januari 2013

Sejarah bandung lautan api

Setelah Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda dan memperalat Jepang untuk menjajah kembali Indonesia. Jejak Perjuangan "Bandung Lautan Api" membawa kita menelusuri kembali berbagai kejadian di Bandung yang berpuncak pada suatu malam mencekam, saat penduduk melarikan diri, mengungsi, di tengah kobaran api dan tembakan musuh.Sebuah kisah tentang harapan, keberanian dan kasih sayang. Sebuah cerita dari para pejuang kita ...
Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerde¬kaan dari Jakarta diterima di Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.

Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh terben¬tuknya Lasykar Wanita Indo¬nesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah ang¬gotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan perbekalan.
Peristiwa yang memper¬buruk keadaan terjadi pada tanggal 25 Novem¬ber 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat meng¬hadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk me¬nyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah.
 
Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan.

Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik "bumihangus". Rakyat tidak rela Kota Bandung diman¬faatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para pejuang. Keputusan untuk membumi¬hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.

Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan ¬memerintahkan untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari iti juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-besaran.  Api menyala dari masing-masing rumah pen¬duduk yang membakar tempat tinggal dan harta bendanya, ke¬mudian makin lama menjadi ge¬lombang api yang besar. Sete¬lah tengah malam kota telah kosong dan hanya mening¬galkan puing-puing rumah yang masih menyala.

Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena kekuatan TRI tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar. Selanjutnya TRI melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini melahirkan lagu "Halo-Halo Bandung" yang bersemangat membakar daya juang rakyat Indonesia

Rabu, 16 Januari 2013

Nama Lengkap : Ratna Paramita
Nama Panggilan : Cabbii
TTL : Ciamis, 29 Maret 1997
Sekolah : SMKN 1 Banjar
Alamat : Banjar
Kegiatan Favorit : Beryanyi
Cita - Cita : Guru vokal dan Ilmuwan Teknologi
Warna Favorit : Kuning
Kartun Favorit : Spongebob
Zodiak : Aries
Golongan Darah : O
Aktivitas di Sekolah : Belajar dan berorganisasi